Minggu, 29 April 2012

MENAWARKAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK: Upaya Melawan Ketergantungan


Kepala desa Soga, hingga kini terus berpikir dan berusaha melepaskan petani dari ketergantungan pihak luar khususnya perusahaan yang menjual aneka racun bagi tanah-tanah dan tanaman Soga. Berbagai upaya ditempuhnya bersama orang-orang yang datang dari luar Soga semisal Sekolah Rakyat Petani Payo-Payo di Maros dan petani-petani mandiri dan inovatif dari berbagai pelosok, sebutlah petani Tompobulu Pangkep, atau petani bawang merah dari Enrekang.
Akankah Desa Soga mampu menjadi penyedia bibit sendiri? Penyedia pupuk dan pestisida sendiri? Bisa saja, salah satu jalan keluar adalah dengan membuat pupuk dan pestisida yang bahan bakunya dari desa sendiri. Jalan keluar apalagi kalau bukan mencoba SISTEM PERTANIAN ORGANIK!
Untuk membangun sistem pertanian organik maka langkah-langkah yang telah ditempuh oleh pemerintah desa, adalah:
1.      Membangun Kerjasama dengan SRP PAYO-PAYO untuk memberikan asistensi kepada petani di tiga dusun (Tonronge, Pallawa, Bellalao)
2.      Melakukan praktek pembuatan aneka pupuk organik dan pestisida organik. Misalnya pelatihan pembuatan lactobacillus (bakteri pengurai) dan pestisida organik.
3.      Membuat tanaman pekarangan yang menjadi penopang ketahanan pangan warga. Misalnya Tanaman pekarangan untuk sayur-sayuran dengan perlakuan organik.
4.      Melakukan studi banding ke desa lain yang memiliki keberhasilan tertentu dalam bidang pertanian. Misalnya ke desa Tompobulu (Pangkep) dan Enrekang.
5.      Menintegrasikan program penyediaan energi alternatif dengan pangan organik guna mengurangi ketergantungan petani pada input pertanian dari luar. Misalnya, membangun instalasi biogas (plastik dan permanen) yang berguna bagi tersedianya energi memasak (gas yang diperoleh dari kotoran sapi) dan ampas kotoran (slurry) menjadi pupuk kompos dan pestisida organik.
6.      Membudidayakan bambu sebagai sumberdaya pupuk organik, seperti pupuk akar bambu dan daun bambu.
7.      Membangun Balait Tani Soga dan Rumah Bambu Coppeng-Coppeng untuk menjadi tempat bertemunya petani betukar pikiran dan pengalaman.
8.      Menerbitkan bulletin desa (sudah dua edisi)
9.      Turut serta mendukung penulisan sejarah Soga dan segala hal berkaitan dengan Soga, khususnya di bidang pertanian dan ekonomi orang Soga.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar